Apa Itu Anuitas? Panduan Cicilan KPR Anti Bingung!

icon date 16 Jul 2025

Share:

whatsapptwitterfacebook
link
featured image

Dalam dunia keuangan, khususnya saat mengajukan KPR (Kredit Pemilikan Rumah), istilah anuitas seringkali muncul. Namun, tak sedikit orang yang belum benar-benar memahami apa itu anuitas dan bagaimana sistem ini bekerja.

Artikel ini akan membantu Anda memahami anuitas secara menyeluruh, mulai dari pengertian, fungsi, jenis-jenis, hingga contoh perhitungannya, dengan penjelasan yang sederhana dan mudah dipahami.

Jadi, Apa Itu Anuitas?

pengertian apa itu anuitas

Secara sederhana, anuitas adalah metode pembayaran cicilan dalam jumlah tetap setiap periode (biasanya bulanan), yang terdiri dari dua komponen utama, yaitu pokok pinjaman dan bunga. Walaupun jumlah total cicilan per bulan tetap, proporsi antara pokok dan bunga akan berubah seiring waktu.

Di awal masa cicilan, porsi bunga biasanya jauh lebih besar dibanding pokok. Namun seiring berjalannya waktu, porsi pokok akan meningkat dan bunga menurun. Hal ini karena bunga dihitung dari sisa pokok pinjaman; dan semakin kecil sisa pokoknya, semakin kecil juga bunganya.

Contoh Sederhana:

Misalnya Anda mengambil KPR sebesar Rp300 juta dengan tenor 10 tahun. Jika menggunakan sistem anuitas:

  • Total cicilan bulanan: Tetap, misalnya Rp3.967.000
  • Di bulan pertama: Bunga besar, pokok kecil
  • Di bulan ke-100: Pokok lebih besar, bunga kecil

 

Walaupun cicilan terasa “rata”, sesungguhnya ada perhitungan dinamis di dalamnya.

Fungsi Anuitas dalam Dunia Keuangan dan Kehidupan Sehari-hari

Anuitas bukan hanya istilah rumit yang sering muncul dalam dunia perbankan atau keuangan. Di balik istilah tersebut, terdapat sistem yang memudahkan jutaan orang dalam mengatur cicilan, menata keuangan jangka panjang, hingga menjalani masa pensiun dengan tenang. Berikut ini beberapa fungsi utama anuitas yang penting untuk dipahami:

1. Memudahkan Perencanaan Keuangan Bulanan

Salah satu keunggulan utama sistem anuitas adalah memberikan kepastian jumlah cicilan yang harus dibayar setiap bulan. Karena nilai cicilan tetap, Anda bisa dengan mudah memasukkannya ke dalam rencana anggaran rutin.

Bagi keluarga muda atau individu yang sedang mengambil KPR, stabilitas seperti ini sangat membantu agar cash flow tetap terkontrol. Tidak ada kejutan tagihan yang tiba-tiba melonjak, sehingga lebih mudah mengelola pengeluaran lainnya seperti kebutuhan rumah tangga, pendidikan, atau dana darurat.

2. Digunakan dalam Produk Kredit Seperti KPR dan Kredit Kendaraan

Anuitas banyak digunakan oleh bank dan lembaga pembiayaan sebagai sistem utama dalam kredit jangka menengah hingga panjang, seperti KPR (Kredit Pemilikan Rumah) dan kredit kendaraan.

Mengapa? Karena sistem ini memungkinkan nasabah membayar dengan jumlah yang tetap setiap bulan, sehingga bank pun dapat memproyeksikan arus kas secara stabil, sementara nasabah tidak perlu khawatir dengan fluktuasi pembayaran yang membingungkan.

3. Memberikan Kepastian Pembayaran Jangka Panjang

Dalam sistem pembayaran atau investasi jangka panjang seperti asuransi jiwa dan dana pensiun, anuitas berperan sebagai alat untuk mencairkan dana dalam bentuk pembayaran berkala.
Misalnya, saat Anda pensiun dan mulai menerima hasil investasi, dana tersebut bisa dibayarkan secara bulanan melalui skema anuitas agar terasa seperti “gaji” pensiun tetap.

Fungsi ini memberikan rasa aman dan konsistensi dalam hal penghasilan pasif, terutama di masa saat kita tidak lagi aktif bekerja.

Jenis-Jenis Anuitas yang Kerap Ditemui

Anuitas memiliki beberapa jenis yang bisa dibedakan berdasarkan waktu pembayarannya, antara lain:

1. Ordinary Annuity (Anuitas Biasa)

Anuitas biasa adalah jenis anuitas di mana pembayaran dilakukan di akhir periode. Misalnya, jika Anda mencicil rumah dan pembayaran dilakukan setiap tanggal 30, maka sistemnya termasuk ordinary annuity.

Jenis ini adalah yang paling umum digunakan dalam KPR dan pinjaman bank. Kelebihannya, perhitungannya lebih sederhana dan cocok untuk sistem keuangan yang bersifat konservatif.

2. Annuity Due (Anuitas Jatuh Tempo)

Berbeda dengan ordinary annuity, annuity due adalah jenis anuitas di mana pembayaran dilakukan di awal periode. Artinya, Anda membayar cicilan lebih dulu sebelum menikmati periode tersebut. Karena pembayaran dilakukan lebih awal, nilai sekarang (present value) dari anuitas ini lebih tinggi dibanding ordinary annuity, yang membuatnya menarik dari sisi investasi.

Jenis ini lebih umum ditemukan pada produk-produk sewa atau langganan, dan juga bisa diterapkan dalam beberapa sistem pinjaman.

3. Deferred Annuity (Anuitas yang Ditangguhkan)

Jenis anuitas yang satu ini merupakan Anuitas anuitas berkala yang dimulai setelah jangka waktu tertentu telah berlalu. Karena penundaan ini, proses pembayaran atau penerimaan dana baru akan berlangsung setelah periode penangguhan tersebut selesai.

4. Immediate Annuity (Anuitas Langsung)

Anuitas langsung merupakan jenis anuitas di mana pembayaran atau penerimaan dilakukan secara rutin dalam jangka waktu tertentu, tanpa adanya penundaan. Contohnya, saat kamu membeli mobil dengan sistem kredit, jumlah cicilan dan jangka waktunya telah ditetapkan, sehingga pembayaran dilakukan secara teratur tanpa jeda waktu.

Rumus Anuitas dan Cara Menghitungnya

Setelah memahami apa itu anuitas dan jenis-jenisnya, saatnya kita membahas bagaimana cara menghitung cicilan menggunakan sistem anuitas. Tenang saja, meskipun terdengar matematis, penjelasan ini akan dibuat sesederhana mungkin agar mudah dipahami siapa pun, terutama Anda yang sedang merencanakan pembelian rumah dengan sistem KPR.

Rumus Anuitas

Rumus umum untuk menghitung cicilan tetap per bulan dalam sistem anuitas adalah sebagai berikut:

A = P × r / (1 - (1 + r)^-n)

Keterangan:

  • A = Cicilan tetap per bulan

  • P = Pokok pinjaman

  • r = Suku bunga per bulan (dalam desimal)

  • n = Total jumlah periode cicilan (bulan)

Cara Menghitungnya Langkah demi Langkah

Misalnya, Anda mengajukan KPR sebesar Rp300.000.000 dengan tenor 10 tahun dan bunga tetap 10% per tahun. Mari kita hitung cicilan bulanan menggunakan rumus di atas.

  • Langkah 1: Konversi suku bunga tahunan ke bulanan
    10% per tahun = 0,10 / 12 = 0,00833 (atau 0,833% per bulan)

  • Langkah 2: Hitung jumlah total periode
    10 tahun = 10 × 12 = 120 bulan

  • Langkah 3: Masukkan ke dalam rumus
    A = 300.000.000 × 0,00833 / (1 - (1 + 0,00833)^-120)

  • Langkah 4: Hitung hasilnya (menggunakan kalkulator atau spreadsheet)
    Hasilnya akan menunjukkan bahwa:
    A ≈ Rp3.967.000 per bulan

 

Jadi, cicilan tetap yang harus dibayar setiap bulan selama 10 tahun adalah sekitar Rp3.967.000.

Contoh Kasus Lengkap (Tabel Sederhana)

Mari kita lihat bagaimana komposisi bunga dan pokok berubah dari bulan ke bulan, meskipun total cicilan tetap:

Bulan Cicilan (Rp) Bunga (Rp) Pokok (Rp) Sisa Pinjaman (Rp)
1 3.967.000 2.500.000 1.467.000 298.533.000
2 3.967.000 2.487.775 1.479.225 297.053.775
3 3.967.000 2.475.448 1.491.552 295.562.223
... ... ... ... ...
120 3.967.000 32.000 3.935.000 0

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Anuitas

kelebihan dan kekurangan anuitas

Kelebihan Anuitas

  1. Cicilan Tetap, Memudahkan Perencanaan Keuangan

Salah satu keunggulan terbesar sistem anuitas adalah cicilan bulanan yang tetap dari awal hingga akhir tenor pinjaman. Hal ini sangat memudahkan Anda dalam menyusun anggaran bulanan, karena tidak ada perubahan nilai cicilan yang tiba-tiba.

Misalnya, jika Anda memiliki pendapatan tetap setiap bulan, sistem anuitas membantu menjaga stabilitas cash flow. Anda tidak perlu khawatir cicilan akan naik secara signifikan di masa mendatang.

  1. Lebih Mudah Dipahami oleh Masyarakat Umum

Sistem ini sederhana dan familiar, terutama di kalangan masyarakat yang tidak memiliki latar belakang keuangan. Banyak bank dan lembaga keuangan menggunakan sistem anuitas untuk KPR karena sistem ini mudah dijelaskan dan diterima oleh konsumen.

Cicilan tetap memberikan kesan “aman” bagi banyak orang, karena mereka tahu apa yang harus dibayar setiap bulannya.

  1. Banyak Digunakan di Produk Keuangan Populer

Sistem anuitas sudah menjadi standar dalam banyak produk finansial, seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Kendaraan Bermotor, dan bahkan anuitas pensiun. Ini menandakan bahwa sistem ini diakui secara luas dan telah terbukti efektif dalam mendukung kebutuhan pembiayaan masyarakat.

Dengan dukungan sistem perbankan dan lembaga keuangan yang kuat, anuitas menjadi pilihan yang stabil dan minim risiko ketidakjelasan.

  1. Mendukung Disiplin dalam Membayar Cicilan

Karena besar cicilan tetap, sistem anuitas bisa mendorong Anda untuk lebih disiplin dalam membayar angsuran. Tidak adanya fluktuasi pembayaran membuat Anda bisa menjadikan cicilan sebagai “biaya tetap” dalam perencanaan bulanan, yang akhirnya membentuk kebiasaan keuangan yang lebih sehat.

Kekurangan Anuitas

  1. Total Bunga yang Dibayar Lebih Besar

Meskipun cicilan per bulan terlihat ringan dan tetap, sistem anuitas justru menyebabkan Anda membayar total bunga yang lebih besar dibanding sistem bunga efektif. Hal ini terjadi karena porsi bunga yang dibayar sangat tinggi di awal masa pinjaman.

Artinya, walaupun cicilan terasa stabil, beban bunga sebenarnya lebih berat di awal, dan pokok pinjaman menurun secara lambat.

  1. Pelunasan Dipercepat Bisa Kurang Menguntungkan

Jika Anda berencana melakukan pelunasan dipercepat, sistem anuitas bisa jadi kurang menguntungkan. Karena di awal periode Anda sudah membayar sebagian besar bunga, saat melunasi di tengah masa pinjaman, sisa pinjaman yang dibayar hanyalah pokok—sementara bunga yang cukup besar sudah telanjur dibayarkan.

Berbeda dengan sistem efektif, di mana bunga dihitung dari sisa pokok, dan pelunasan dini bisa menghemat bunga lebih banyak.

  1. Kurang Fleksibel terhadap Perubahan Suku Bunga

Pada sistem anuitas dengan bunga tetap, Anda tidak akan terdampak jika suku bunga naik. Namun, jika terjadi penurunan suku bunga pasar, Anda tetap membayar cicilan sesuai perjanjian awal, sehingga Anda bisa “kehilangan kesempatan” untuk mendapatkan cicilan lebih rendah.

Kondisi ini bisa menjadi kerugian jika Anda terikat dalam jangka waktu panjang dan tidak ada fitur refinancing atau negosiasi ulang dari pihak pemberi pinjaman.

  1. Porsi Pokok Baru Besar di Akhir Tenor

Karena porsi pokok pinjaman baru meningkat di tengah hingga akhir masa pinjaman, maka jika Anda menjual rumah atau melakukan refinancing sebelum masa tenor selesai, sisa pokok pinjaman masih tinggi. Ini membuat Anda perlu menghitung ulang strategi jika ingin mengambil langkah tersebut di tengah perjalanan.

____

Sekarang Anda sudah tahu apa itu anuitas, lengkap dengan fungsi, jenis, rumus, hingga simulasi perhitungannya. Sistem ini sangat umum digunakan dalam produk keuangan seperti KPR karena memberikan kepastian cicilan setiap bulan.

Memahami anuitas penting agar Anda tidak bingung saat membaca skema cicilan rumah atau kredit lainnya. Dengan pengetahuan ini, Anda bisa membuat keputusan keuangan yang lebih bijak dan terencana.

Saatnya Punya Rumah Impian Tanpa Ribet, Hanya di CariProperti!

Pusing urus KPR yang ribet? Cicilan terasa berat? Tenang, CariProperti hadir untuk bantu wujudkan rumah impianmu lebih cepat, ringan, dan tanpa stres!

Ribuan rumah berkualitas tersedia di kota-kota besar
KPR Instant Approval, proses lebih cepat & mudah
DP 0%, bisa langsung punya rumah tanpa uang muka
Cicilan ringan & transparan, cocok untuk generasi produktif
Dedicated Agent pribadi, siap bantu dari awal sampai akad

Di CariProperti, kamu nggak cuma cari rumah—kamu dapat solusi lengkap untuk hidup yang lebih tenang.

👉 Klik sekarang ke CariProperti.com dan temukan rumah yang cocok dengan kebutuhan dan gaya hidupmu.

Rakay adalah seorang SEO Writer di CariProperti. Ia sudah berpengalaman selama lebih dari 2 tahun dalam bidang penulisan, khususnya di bidang properti. Mengkhususkan diri, tetapi tidak terbatas, pada topik desain arsitektur, interior, dan gaya hidup urban di rumah, Ia percaya bahwa konten yang berkualitas dapat memberikan dampak positif yang besar bagi pembaca dalam mengambil keputusan. Kenali Rakay Diso lebih dekat di LinkedIn.

Artikel Lainnya

24 June 2025

7 Tips Lolos Pinjaman KUR BRI Tanpa Ribet, 100% Berhasil

Waktu itu, saya lagi ngopi bareng Rina, teman lama yang sekarang jualan camilan kekinian dari rumah. Dia cerita sambil ngeluh pelan. “Aku tuh pengen banget beli gerobak baru sama freezer kecil, tapi modalnya belum cukup. Udah dua kali coba aju...

22 April 2025

Gaji Pas-Pasan Tapi Mau Cepat Lunas KPR Syariah? Coba Cara Pembayaran Ekstra Ini

Beberapa waktu lalu, adik sepupu saya—Rendy—main ke rumah sambil bawa gorengan dan cerita ngalor-ngidul. Dia baru setahun lebih ambil KPR Syariah buat rumah pertamanya. Awalnya kelihatan semangat, tapi pas kami ngobrol lebih dalam, dia mu...

27 April 2025

Punya Rencana Beli Rumah? Pelajari Dulu KPR BCA Prioritas

Waktu itu lagi makan siang bareng bos di kantor, ngobrol ngalor-ngidul sampai akhirnya nyerempet ke topik rumah. Saya dan istri lagi bingung: pengen punya rumah sendiri, tapi belum tahu harus mulai dari mana. Takut prosesnya ribet, takut nggak diset...

11 September 2025

Hore! PPN DTP 100% Diperpanjang hingga Desember 2025!

Membeli rumah bukan sekadar soal kebutuhan, tetapi juga impian besar bagi banyak orang Indonesia, terutama generasi milenial dan keluarga muda. Namun, beban biaya tambahan seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sering kali menjadi penghalang terbesar....

29 July 2025

Mau Jadi Flipper Properti yang Jago? Ini Cara Kerja & Tips Suksesnya

Pernah nggak sih kamu dengar istilah flipping properti? Atau malah penasaran banget, “apa itu flipper properti sebenarnya?” Kalau kamu suka lihat konten orang renovasi rumah terus dijual lagi dengan harga lebih tinggi, nah... itu dia sala...