
Dua tahun terakhir, tren penggunaan kompor listrik di Indonesia mulai mencuri perhatian. Meskipun saat ini penggunaannya masih sangat kecil, hanya sekitar 0,3% rumah tangga yang memasak pakai kompor listrik, dengan peluncuran program pemerintah dan dorongan konversi dari kompor gas ke induksi, jumlahnya terus meningkat secara signifikan.
PT PLN pun menargetkan hingga 8,5 juta rumah tangga menggunakan kompor induksi pada 2024, angka yang menunjukkan potensi besar beralih dari kompor LPG ke listrik. Sementara itu, di Kota Serang, pertunjukan produk kompor listrik mengalami lonjakan minat, dari kurang dari 10 unit per bulan menjadi lebih dari 12 unit saat ini.
Fakta-fakta ini menunjukkan mindset masyarakat perlahan mulai bergeser. Kompor listrik dianggap lebih efisien dan ekonomis apalagi tarif listrik yang masih relatif stabil jika dibandingkan harga LPG yang sering berfluktuasi.
Namun, banyak orang yang masih bingung, sebenarnya lebih hemat kompor listrik atau kompor gas? Di satu sisi, kompor gas sudah lama digunakan di rumah tangga Indonesia dengan harga tabung LPG yang mudah didapat. Di sisi lain, kompor listrik semakin populer karena praktis dan modern.
Nah, biar kamu nggak salah pilih, yuk kita cari tahu sebenarnya lebih hemat kompor listrik atau kompor gas mulai dari perbandingan biaya, kenyamanan, hingga keamanan antara kompor listrik dan gas.
Table of Contents
Cara Kerja Kompor Listrik vs Kompor Gas
Sebelum membandingkan biaya, ada baiknya kita pahami dulu bagaimana kedua jenis kompor ini sebenarnya bekerja. Cara kerja inilah yang jadi kunci utama kenapa konsumsi energi dan efisiensinya berbeda.
🔹 Kompor Gas: Panas dari Api Langsung
Kompor gas bekerja dengan cara membakar gas LPG (Liquefied Petroleum Gas) yang dialirkan melalui pipa ke burner. Saat knop diputar, gas keluar dan langsung tersulut oleh api pemantik, sehingga menghasilkan nyala api biru yang siap dipakai untuk memasak.
Api inilah yang memanaskan panci atau wajan secara langsung. Namun, ada satu hal penting: panas dari api tidak seluruhnya terserap ke peralatan masak. Sebagian panas terbuang ke udara, sehingga efisiensinya hanya sekitar 40–55%. Itulah kenapa kadang saat memasak, dapur terasa lebih panas karena ada energi yang tidak termanfaatkan.
Meski begitu, banyak orang masih memilih kompor gas karena api terlihat jelas, mudah diatur besar-kecilnya, dan bisa dipakai dengan segala jenis peralatan masak tanpa perlu syarat khusus.
🔹 Kompor Listrik: Panas dari Energi Listrik
Berbeda dengan gas, kompor listrik tidak menggunakan api sama sekali. Ada dua jenis utama kompor listrik:
- Kompor listrik konvensional (elemen pemanas)
Energi listrik dialirkan ke elemen pemanas (biasanya berupa kumparan atau pelat logam), lalu elemen tersebut memanas dan menyalurkan panas ke panci. - Kompor induksi (yang paling populer saat ini)
Kompor induksi menggunakan teknologi elektromagnetik. Arus listrik menghasilkan medan magnet yang langsung memanaskan dasar panci berbahan logam feromagnetik (seperti stainless steel atau besi). Artinya, panas tidak berasal dari permukaan kompor, tapi langsung tercipta di dalam panci.
Hasilnya? Proses ini jauh lebih efisien. Sekitar 80–90% energi listrik bisa langsung dikonversi menjadi panas untuk memasak. Tidak ada energi terbuang ke udara, dan dapur tetap lebih sejuk karena tidak ada nyala api.
Selain itu, kompor listrik, terutama induksi, punya keunggulan keamanan lebih tinggi. Permukaan kompor tidak terlalu panas karena energi difokuskan ke panci, sehingga risiko tangan terbakar lebih kecil.
Lebih Hemat Kompor Listrik atau Kompor Gas? Ini Perbandingan Biayanya
Salah satu faktor penentu dalam memilih kompor adalah biaya. Tidak hanya harga awal pembelian, tetapi juga biaya pemakaian bulanan yang akan terasa dalam jangka panjang. Jadi, lebih hemat kompor listrik atau kompor gas? Mari kita bedah satu per satu.
🔹 Biaya Awal & Instalasi
- Kompor Gas
Kompor gas relatif lebih murah dan mudah ditemukan di pasaran. Harga kompor 1 tungku bisa dimulai dari Rp200 ribu – Rp500 ribu, sedangkan kompor 2 tungku biasanya di kisaran Rp500 ribu – Rp1 jutaan. Namun, pembelian tidak berhenti di situ. Kamu juga harus membeli:
- Tabung LPG (3 kg atau 12 kg, harga tabung kosong Rp150 ribu – Rp350 ribu)
- Selang gas (Rp30 ribu – Rp50 ribu)
- Regulator (Rp50 ribu – Rp150 ribu, tergantung kualitas)
- Isi ulang gas LPG
Jadi, biaya awal bisa terlihat lebih murah, tapi ada tambahan biaya instalasi dan peralatan pendukung.
Baca juga: Penting! Pahami 6 Ciri-Ciri Tabung Gas Bocor & Cara Mengatasinya
- Kompor Listrik
Harga kompor listrik, terutama induksi, relatif lebih tinggi. Untuk kompor portable biasanya mulai dari Rp500 ribu – Rp1 jutaan, sedangkan model tanam bisa mencapai Rp1,5 juta – Rp2 jutaan. Bedanya, kamu tidak perlu membeli tabung, regulator, atau selang. Namun, ada hal yang perlu diperhatikan:
- Kompor listrik butuh daya minimal 900–1300 watt untuk bisa bekerja optimal.
- Jika daya listrik rumahmu hanya 900 watt, mungkin perlu menambah daya (biaya tambah daya PLN bervariasi, mulai Rp421 ribu untuk naik ke 1.300 VA).
- Jadi, meskipun terlihat lebih simpel, ada potensi biaya tambahan di awal untuk upgrade listrik.
🔹 Biaya Pemakaian Bulanan
Inilah pertanyaan yang sering ditanyakan banyak orang: lebih hemat kompor listrik atau kompor gas? Untuk menjawabnya, kita bisa lihat perhitungan berdasarkan kebutuhan keluarga kecil yang rata-rata memasak 2 jam per hari.
- Kompor Gas (LPG 12 kg)
- Harga LPG 12 kg: sekitar Rp210.000 – Rp220.000 per tabung.
- Pemakaian rata-rata keluarga kecil: 1 tabung habis dalam 3–4 minggu.
- Jadi, biaya bulanan kira-kira Rp210.000 – Rp220.000.
- Kompor Listrik (Induksi 1.200 watt)
- Konsumsi daya: ± 1,2 kW per jam.
- Jika memasak 2 jam per hari: 1,2 kW x 2 jam x 30 hari = 72 kWh/bulan.
- Dengan tarif listrik rata-rata Rp1.444,70/kWh → 72 x Rp1.444,70 = Rp104.018.
- Jika pemakaian lebih tinggi (misalnya 3 jam/hari), biayanya tetap sekitar Rp150 ribuan, masih lebih murah dari LPG 12 kg.
📊 Tabel Perbandingan Biaya Kompor Listrik vs Kompor Gas
Jenis Kompor | Biaya Awal (Rp) | Biaya Bulanan (Rp)* | Keterangan |
---|---|---|---|
Kompor Gas LPG | 200.000 – 1.000.000 (belum termasuk tabung & regulator) | ± 210.000 (1 tabung 12 kg) | Perlu tabung, selang, regulator |
Kompor Listrik | 500.000 – 2.000.000 (portable hingga tanam) | ± 104.000 – 118.000 (45–72 kWh) | Butuh daya listrik stabil, bisa perlu tambah daya |
Lebih Aman Kompor Listrik atau Kompor Gas?
Selain biaya, hal yang tidak kalah penting untuk dipertimbangkan adalah faktor keamanan dan dampak lingkungan. Kompor listrik dan kompor gas memiliki kelebihan dan risiko masing-masing yang perlu diperhatikan.
🔹 Keamanan Kompor Gas
Kompor gas sudah digunakan masyarakat Indonesia selama puluhan tahun, tetapi risiko keamanannya tidak bisa diabaikan. Salah satu yang paling sering terjadi adalah kebocoran gas dari selang atau regulator. Kebocoran ini bisa berbahaya karena gas LPG mudah terbakar, bahkan percikan kecil bisa memicu ledakan. Itulah mengapa pengguna kompor gas wajib rutin memeriksa kondisi selang, regulator, dan memastikan ventilasi dapur cukup baik.
Selain itu, api terbuka pada kompor gas juga memiliki risiko tersendiri. Misalnya, jika ada kain, plastik, atau minyak tumpah di sekitar kompor, potensi kebakaran meningkat. Jadi, meskipun murah, penggunaannya menuntut kedisiplinan ekstra untuk menjaga keamanan.
🔹 Keamanan Kompor Listrik
Kompor listrik dianggap lebih aman karena tidak menghasilkan api terbuka. Teknologi induksi bekerja dengan memanaskan panci secara langsung menggunakan medan elektromagnetik, sehingga area di sekitar tungku relatif tetap dingin. Risiko kebakaran akibat kain atau plastik yang menempel di dekat kompor jauh lebih kecil dibandingkan dengan kompor gas.
Namun, kompor listrik tetap punya tantangan sendiri. Jika terjadi lonjakan listrik atau kabel instalasi tidak sesuai standar, bisa menimbulkan korsleting. Oleh karena itu, penting memastikan daya listrik rumah stabil dan instalasi kabel sesuai standar PLN. Selain itu, pengguna juga disarankan memakai panci khusus induksi agar panas lebih optimal dan aman.
🔹 Dampak Lingkungan Kompor Gas
Kompor gas menggunakan LPG (Liquefied Petroleum Gas), yang berasal dari bahan bakar fosil. Saat digunakan, kompor gas menghasilkan emisi karbon dioksida (COâ‚‚) yang berkontribusi terhadap pemanasan global. Semakin sering digunakan, semakin besar jejak karbon yang ditinggalkan.
Selain itu, distribusi LPG juga membutuhkan energi tambahan, mulai dari proses pengolahan, pengisian tabung, hingga transportasi. Hal ini membuat dampak lingkungan dari penggunaan kompor gas cukup besar dalam jangka panjang.
🔹 Dampak Lingkungan Kompor Listrik
Kompor listrik tidak menghasilkan asap atau emisi langsung di rumah, sehingga lingkungan dapur terasa lebih bersih. Dari sisi pengguna, tentu ini lebih ramah lingkungan. Namun, jejak karbon kompor listrik tetap bergantung pada sumber energi listrik.
Jika listrik masih banyak berasal dari pembangkit berbahan bakar batu bara atau gas, maka tetap ada emisi tidak langsung. Tetapi ke depan, seiring meningkatnya penggunaan energi terbarukan di Indonesia (seperti tenaga surya dan angin), penggunaan kompor listrik bisa jadi jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan LPG.
Mana yang Lebih Hemat? Kompor Listrik atau Kompor Gas?
Kalau bicara biaya bulanan, kompor listrik bisa lebih hemat dibanding kompor gas, terutama untuk keluarga kecil dengan pemakaian normal. Tapi, untuk investasi awal dan daya listrik yang memadai, kamu harus siap keluar biaya lebih besar.
Sementara itu, kompor gas masih lebih cocok untuk daerah dengan pasokan listrik terbatas atau jika kamu lebih suka fleksibilitas tanpa khawatir tagihan listrik naik.
Jadi, pilihan terbaik tergantung kebutuhanmu; Pilih kompor listrik jika ingin hemat jangka panjang, lebih aman, dan dapur modern atau pilih kompor gas jika butuh fleksibilitas, biaya awal lebih murah, dan sering masak dalam jumlah besar.
Setelah membandingkan dari berbagai sisi, mulai dari biaya awal, biaya pemakaian bulanan, faktor keamanan, hingga dampak lingkungan, jawabannya tergantung pada kebutuhan Anda. Jika ingin investasi awal murah dan tidak terbebani daya listrik besar, kompor gas masih menjadi pilihan yang relevan. Namun, jika mencari keamanan ekstra, dapur lebih bersih, serta biaya bulanan yang lebih hemat, kompor listrik bisa jadi solusi modern yang layak dipertimbangkan.
Nah, bicara soal pilihan hemat dan cerdas, bukan hanya urusan kompor, memilih hunian pun harus bijak. Di sinilah CariProperti hadir membantu Anda menemukan rumah atau apartemen impian dengan lebih mudah.
✨ Mengapa harus CariProperti?
- ✅ Listing terpercaya: Hanya menampilkan properti dari developer dan agen yang terverifikasi.
- ✅ Pilihan properti lengkap: Dari rumah, apartemen, hingga ruko di berbagai lokasi strategis.
- ✅ Harga transparan & kompetitif: Bandingkan harga dengan mudah tanpa khawatir biaya tersembunyi.
- ✅ Dilengkapi informasi detail: Fasilitas, akses transportasi, hingga simulasi KPR bisa Anda cek langsung.
- ✅ Mudah & cepat: Cari properti sesuai kebutuhan hanya dengan beberapa klik.
👉 Yuk, temukan hunian yang tepat untuk keluarga Anda bersama CariProperti sekarang juga!

Author
Rakay Diso
Rakay adalah seorang SEO Writer di CariProperti. Ia sudah berpengalaman selama lebih dari 2 tahun dalam bidang penulisan, khususnya di bidang properti. Mengkhususkan diri, tetapi tidak terbatas, pada topik desain arsitektur, interior, dan gaya hidup urban di rumah, Ia percaya bahwa konten yang berkualitas dapat memberikan dampak positif yang besar bagi pembaca dalam mengambil keputusan. Kenali Rakay Diso lebih dekat di LinkedIn.