
Apakah Take Over KPR Menguntungkan? - Punya rumah sendiri tentu jadi impian banyak pasangan muda. Tapi, nggak bisa dipungkiri, harga rumah makin hari makin mahal. Belum lagi urusan cicilan KPR yang sering bikin kepala mumet. Coba bayangin aja, cicilan yang awalnya bisa cuma 7 jutaan per bulan bisa tiba-tiba naik jadi 13 jutaan cuma gara-gara bunga floating. Keuangan yang dari awalnya aman-aman aja, jadi harus diputer lagi biar dapur tetap ngebul.
Nah, makanya sekarang ini mulai banyak orang, khususnya pasangan muda dengan gaji yang belum terlalu besar, yang mulai mempertimbangkan opsi take over KPR untuk mengatasi masalah ini. Salah seorang teman saya yang kerja di sebuah bank swasta di bagian KPR sempat bilang kalau sekarang dia lagi sering handle orang yang memilih untuk take over KPR aja. Tapi pertanyaannya, apakah take over KPR menguntungkan?
Biar kamu lebih paham dan gak bingung lagi soal apakah take over KPR menguntungkan atau tidak, CariProperti bakal bahas soal ini dari awal sampai habis, mulai dari pengertian take over KPR, untung rugi take over KPR, hingga tips amannya. Jadi, pastiin kamu scroll artikel ini sampai selesai, ya!
Table of Contents
π‘ Apa Itu Take Over KPR dan Jenisnya?
Melansir dari laman hsbc.co.id, take over KPR adalah proses pengalihan kredit pembelian rumah dari satu pihak ke pihak lain. Dalam konteks jual beli rumah, take over KPR berarti kamu membeli rumah yang sedang di-KPR-kan dari pemilik sebelumnya sehingga hanya perlu melanjutkan kredit yang sudah ada.
Secara sederhana, take over KPR adalah proses mengambil alih cicilan rumah milik orang lain yang sebelumnya dibeli dengan sistem KPR. Jadi kamu nggak mulai dari nol, tinggal lanjutkan cicilan yang masih tersisa. Proses ini bisa dilakukan langsung antar individu atau melalui bank.
Mayoritas orang memilih jalan ini karena bisa mendapatkan cicilan dan bunga yang lebih ringan dibandingkan membeli rumah dengan KPR dari awal. Jadi, mereka bisa lebih tenang dan mudah dalam mengatur pengeluaran tiap bulannya.
Umumnya, ada dua jenis take over KPR yang sering diambil, antara lain:
- Take over antar bank
Cara ini sering dilakukan oleh orang yang hanya ingin mendapatkan cicilan yang lebih ringan dari sebelumnya tanpa harus mengalihkan cicilan ke orang lain. Skema ini dilakukan dengan cara memindahkan cicilan dari satu bank ke bank lain yang menawarkan cicilan dan bunga yang lebih rendah. Namun perlu kamu ingat bahwa beberapa bank bisa saja menerapkan pinalti untuk skema ini. - Take over bawah tangan
Jika take over antar bank dilakukan secara resmi melaui pihak bank, maka take over bawah tangan dilakukan hanya oleh penjual dan pembeli tanpa keterlibatan bank. Skema ini memang bisa membuat proses take over jadi lebih cepat, tetapi risiko adanya tindak penipuan dan pidana lainnya jauh lebih besar karena dilakukan tidak dengan jalur resmi.
β Apakah Take Over KPR Menguntungkan? Yuk Kupas Untung Ruginya!
Pertanyaan yang sering muncul dari pasangan muda yang baru mulai merencanakan beli rumah adalah "Apakah take over KPR menguntungkan?" Jawabannya: bisa menguntungkan, tapi tergantung situasi dan bagaimana kamu menjalaninya.
Take over KPR bisa jadi jalan pintas buat kamu yang pengin punya rumah tanpa harus mulai cicilan dari nol. Tapi sebelum buru-buru ambil keputusan, yuk kita bahas satu per satu apa saja keuntungan dan hal yang perlu diwaspadai:
1. Harga Rumah Bisa Lebih Murah dari Pasaran
Salah satu keuntungan terbesar dari take over KPR adalah harga rumahnya yang biasanya lebih murah dibanding harga rumah baru di lokasi yang sama. Ini karena pemilik lama seringkali butuh dana cepat atau sudah tidak sanggup melanjutkan cicilan. Maka dari itu, mereka cenderung menjual dengan harga miring supaya cepat laku. Contohnya saja rumah yang harganya sekarang Rp700 juta, bisa kamu dapatkan lewat take over KPR seharga Rp600 jutaan.
2. Bisa Tanpa DP atau DP Lebih Ringan
Karena DP sudah dibayarkan saat awal proses KPR, maka kamu sudah tidak perlu membayar DP saat proses take over KPR. Kamu hanya perlu mengganti ganti rugi atas cicilan yang sudah dibayar pemilik lama. Ini tentunya lebih ringan dibanding beli rumah baru yang butuh DP 10β20% dari harga rumah. Tapi tetap perlu negosiasi ya, karena skema pembayaran sangat tergantung dari kesepakatan antara kamu dan pemilik sebelumnya.
3. Masa Cicilan Lebih Pendek, Bisa Bebas Utang Lebih Cepat
Karena kamu hanya meneruskan sisa cicilan, maka masa KPR-nya bisa jadi tinggal 5β10 tahun lagi. Ini tentu menguntungkan kalau kamu ingin cepat selesai dari utang, dibanding memulai KPR baru dengan tenor 15β20 tahun.
4. Bisa Lebih Hemat Biaya Notaris dan Proses
Kalau kamu mengambil take over secara langsung antar individu, biaya seperti appraisal, notaris, dan administrasi bank bisa lebih ringan atau bahkan ditiadakan. Tapi ingat, ini juga datang dengan risiko hukum yang perlu kamu pertimbangkan (nanti kita bahas di bagian risiko).
5. Cocok untuk yang Punya Penghasilan Stabil Tapi Belum Cukup Besar
Keuntungan take over KPR yang terakhir adalah skema ini sangat cocok untuk kamu yang baru merintis karir dan masih belum memiliki penghasilan besar. Misalnya, gaji kamu dan pasangan cukup stabil, tapi masih sulit mengumpulkan DP besar. Dengan skema take over, kamu bisa mulai dari rumah second yang sudah ada cicilannya, dengan nominal bulanan yang masih masuk akal.
Baca juga: Panduan Lengkap Take Over KPR Berjenjang: Nyicil Rumah Makin Ringan
β οΈ Tapi Hati-hati, Ada Juga Risiko Take Over KPR
Di balik keuntungannya, take over KPR juga punya sisi risiko yang nggak boleh disepelekan. Banyak orang tergiur harga lebih murah, tapi justru terjebak masalah baru karena tidak teliti dari awal. Nah, berikut beberapa risiko yang perlu kamu pahami sebelum memutuskan ambil take over KPR.
1. Take Over Bawah Tangan Rawan Masalah Hukum
Salah satu risiko terbesar adalah transaksi bawah tangan, alias take over tanpa melalui bank. Secara hukum, kamu belum diakui sebagai pemilik sah rumah karena nama di sertifikat dan akad KPR masih atas nama pemilik lama. Risikonya? Kalau pemilik lama tiba-tiba wanprestasi, meninggal dunia, atau bahkan menjual rumah ke pihak lain, kamu bisa kehilangan hak atas rumah tersebut.
Menurut catatan OJK (2023), kasus sengketa properti paling banyak terjadi akibat transaksi tidak melalui jalur resmi, termasuk take over bawah tangan. Jadi, meskipun terlihat cepat dan murah, risikonya bisa bikin pusing di kemudian hari.
2. Dokumen Bisa Bermasalah
Jangan langsung percaya ketika penjual bilang βsurat-surat lengkapβ. Banyak kasus di mana ternyata sertifikat masih berupa HGB (Hak Guna Bangunan) yang sebentar lagi habis masa berlaku, atau rumah masih berstatus AJB (Akta Jual Beli) tanpa SHM (Sertifikat Hak Milik). Belum lagi ada kemungkinan rumah punya catatan tunggakan cicilan, pajak, atau bahkan dijadikan agunan di bank lain.
Berdasarkan data ATR/BPN, hingga tahun 2022 masih ada lebih dari 50% lahan di Indonesia yang belum bersertifikat resmi. Artinya, risiko beli rumah dengan dokumen belum jelas masih cukup tinggi. Karena itu, penting banget untuk melakukan pengecekan ke bank dan BPN sebelum melanjutkan proses take over.
3. Cicilan Bisa Lebih Besar dari Ekspektasi
Banyak orang mengira cicilan take over pasti lebih murah. Padahal, ada faktor bunga yang harus diperhitungkan. Misalnya, pemilik lama mengambil KPR pada tahun 2018 dengan bunga fixed 8%. Saat ini, rata-rata bunga floating KPR di bank-bank besar ada di kisaran 10β11% per tahun (data BI, 2024). Kalau kamu ambil alih sekarang, otomatis cicilanmu bisa lebih besar dari yang diperkirakan. Selain itu, tenor yang tersisa juga berpengaruh. Kalau sisa cicilan hanya 5β7 tahun, otomatis jumlah cicilan per bulan lebih tinggi dibanding sisa tenor 15β20 tahun.
π Tips Aman Biar Nggak Ketipu Saat Ambil Take Over KPR
Meskipun take over KPR bisa jadi solusi hemat untuk punya rumah, kamu tetap harus waspada dan nggak asal ambil. Biar nggak terjebak masalah di kemudian hari, yuk ikuti beberapa tips penting berikut ini:
1. Utamakan Take Over Lewat Bank, Bukan Bawah Tangan
Meskipun over kredit bawah tangan sering terdengar lebih mudah dan cepat, cara ini sangat berisiko karena kamu nggak tercatat secara hukum sebagai pemilik rumah. Artinya, meskipun kamu yang bayar cicilan tiap bulan, nama yang tertera di bank tetap milik pemilik lama. Kalau tiba-tiba dia bermasalah atau wafat, kamu bisa kehilangan hak atas rumah tersebut.
Makanya, lebih aman ajukan take over resmi lewat bank. Di sini, kamu akan melalui proses evaluasi, lalu akad baru akan dibuat atas nama kamu sendiri. Memang lebih panjang prosesnya, tapi jauh lebih aman dalam jangka panjang.
2. Jangan Lupa Kunjungi dan Cek Kondisi Rumah Langsung
Jangan tertipu tampilan foto yang diunggah di internet karena bisa saja tidak sesuai kenyataan. Pastikan kamu datang langsung ke lokasi rumah untuk melihat kondisi fisiknya secara menyeluruh, mulai dari struktur bangunan, atap, tembok, sampai lingkungan sekitarnya.
Perhatikan juga apakah rumah butuh renovasi besar atau tidak. Kadang-kadang harga murah justru disebabkan kondisi rumah yang kurang layak. Jangan sampai kamu malah keluar biaya besar setelah rumahnya kamu ambil alih.
3. Periksa Kelengkapan dan Keaslian Dokumen
Ini bagian paling krusial. Pastikan kamu minta dan memeriksa semua dokumen properti penting, seperti:
- Sertifikat rumah (SHM/HGB)
- Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
- Bukti pembayaran PBB terakhir
- Riwayat cicilan KPR (ada tunggakan atau tidak)
- Perjanjian Kredit dan Akta Jual Beli
Kalau kamu ragu, bisa minta bantuan notaris atau ahli hukum properti untuk bantu melakukan pengecekan. Jangan asal percaya dokumen fotokopian tanpa legalitas yang jelas.
4. Gunakan Jasa Notaris Bila Perlu
Bahkan jika kamu dan penjual sudah sepakat secara lisan atau melalui surat biasa, tetap libatkan notaris untuk legalitasnya. Notaris akan membantu memastikan bahwa perjanjian take over dibuat secara sah, jelas hak dan kewajibannya, serta bisa digunakan di mata hukum jika terjadi sengketa di masa depan. Kalau kamu memutuskan melakukan over kredit bawah tangan, jasa notaris wajib hukumnya agar kamu punya bukti kuat secara hukum.
5. Tanyakan Detail Sisa Cicilan dan Bunga yang Berlaku
Jangan hanya fokus pada total harga rumah, tapi cari tahu juga berapa sisa tenor (masa cicilan) dan bunga KPR yang masih berlaku. Karena bisa jadi bunga KPR saat ini lebih tinggi dari waktu awal pengajuan pemilik lama.
Minta simulasi cicilan terbaru ke bank, lalu sesuaikan dengan kemampuan bayar kamu dan pasangan. Jangan sampai kamu ambil cicilan yang terlihat ringan, tapi ternyata beban bunganya besar di tengah jalan.
6. Pilih Bank yang Transparan dan Prosesnya Jelas
Kalau kamu ambil take over lewat bank, pastikan kamu pilih bank yang punya reputasi baik, transparan soal bunga dan biaya administrasi, serta punya layanan customer service yang responsif.
Bandingkan beberapa bank jika perlu, dan cari tahu:
- Bunga fixed vs floating
- Biaya appraisal dan administrasi
- Waktu proses pengajuan hingga akad
- Fasilitas online untuk monitoring cicilan
Semakin jelas dan terbuka bank tersebut, semakin tenang juga kamu menjalani proses take over KPR.
Take Over KPR Bisa Jadi Solusi Cerdas!
Jadi, kembali ke pertanyaan, apakah take over KPR menguntungkan?
Jawabannya adalah iya. Pada akhirnya, take over KPR memang bisa jadi solusi cerdas untuk punya rumah lebih cepat dan hemat. Tapi ingat, kuncinya ada pada ketelitianmu. Pastikan semua dokumen lengkap, lakukan proses resmi melalui bank, dan hindari cara-cara bawah tangan yang bisa bikin repot di kemudian hari.
Kalau dilakukan dengan benar, take over KPR bukan hanya menguntungkan, tapi juga bisa jadi jalan pintas yang aman menuju kepemilikan rumah impianmu.
Jadi, buat kamu yang lagi berburu rumah dengan budget lebih efisien, take over KPR layak banget untuk masuk ke dalam daftar pertimbangan. Siapa tahu, ini adalah langkah paling tepat yang akan mempercepat perjalananmu menuju rumah idaman! π‘β¨
Baca juga: 7 Penyebab Gagal Take Over KPR dan Solusi Paling Ampuh Atasinya
π Siap Ambil Langkah Pertama Punya Rumah Sendiri?
Kalau kamu sedang mencari rumah baru di Jakarta tanpa ribet dan dengan proses yang lebih aman, sekarang saatnya kunjungi CariProperti!
Di CariProperti, kamu bisa menemukan berbagai pilihan rumah dari developer ternama yang sudah bekerja sama dengan bank-bank besar nasional, sehingga proses transaksi KPR jadi lebih aman, cepat, dan terpercaya.
Apa yang bikin CariProperti beda dari yang lain?
β
KPR Instant Approval β Pengajuan KPR lebih cepat dan nggak ribet
β
DP 0% β Cocok banget buat pasangan muda yang baru mulai
β
Dedicated Agent β Ada agen khusus yang bantu kamu dari awal sampai akad
Jadi tunggu apa lagi? Langsung aja cari rumah baru bareng CariProperti dan wujudkan hunian impianmu hari ini juga!

Author
Rakay Diso
Rakay adalah seorang SEO Writer di CariProperti. Ia sudah berpengalaman selama lebih dari 2 tahun dalam bidang penulisan, khususnya di bidang properti. Mengkhususkan diri, tetapi tidak terbatas, pada topik desain arsitektur, interior, dan gaya hidup urban di rumah, Ia percaya bahwa konten yang berkualitas dapat memberikan dampak positif yang besar bagi pembaca dalam mengambil keputusan. Kenali Rakay Diso lebih dekat di LinkedIn.