Strategi Investasi Obligasi: Peluang Cuan Aman untuk Jangka Menengah dan Panjang

icon date 27 Oct 2025

Share:

whatsapptwitterfacebook
link
featured image

Beberapa tahun terakhir, strategi investasi obligasi semakin diminati investor di Indonesia. Alasannya sederhana: instrumen ini menawarkan potensi keuntungan stabil, risiko lebih rendah dibanding saham, dan cocok untuk tujuan jangka menengah hingga panjang, seperti persiapan dana pensiun, pendidikan anak, hingga diversifikasi portofolio.

Tren ini bukan sekadar wacana. Berdasarkan data dari Bareksa, jumlah investor Surat Berharga Negara (SBN) Ritel melonjak signifikan dan telah mencapai 666.135 orang hingga Juli 2023.

Pertumbuhannya bahkan tidak main-main. Semenjak tahun 2018 hingga 2024, penjualan SBN Ritel tumbuh rata-rata 48% per tahun, sementara jumlah investornya naik hingga 557% dalam enam tahun terakhir.

Melihat tren ini, jelas bahwa minat terhadap obligasi terus meningkat seiring kesadaran masyarakat untuk berinvestasi lebih cerdas dan aman. Tapi pertanyaannya, bagaimana cara menerapkan strategi investasi obligasi yang benar agar hasilnya optimal?

Nah, di artikel ini kamu akan menemukan panduan lengkap, mulai dari memahami dasar investasi obligasi, cara memilih jenis obligasi yang sesuai profil risiko, hingga strategi praktis untuk memaksimalkan keuntungan tanpa mengabaikan keamanan modal.

Yuk, simak sampai akhir biar kamu bisa menentukan strategi investasi obligasi terbaik untuk masa depanmu!

Memahami Dasar Obligasi: Jenis, Kupon, dan Tenor

Sebelum menerapkan strategi investasi obligasi, penting banget untuk paham dulu dasar-dasarnya. Banyak investor pemula yang langsung tergiur imbal hasil tanpa tahu bagaimana obligasi bekerja. Padahal, memahami struktur dan karakteristiknya bisa bantu kamu menentukan strategi yang paling sesuai dengan tujuan finansialmu.

1. Jenis-Jenis Obligasi

Secara umum, obligasi terbagi ke dalam beberapa kategori berdasarkan penerbitnya dan tujuannya. Beberapa jenis yang paling umum di Indonesia antara lain:

  • Obligasi Pemerintah (SBN/SBSN)

Diterbitkan oleh pemerintah, contohnya ORI, SBR, Sukuk Ritel (SR), dan Sukuk Tabungan (ST). Jenis ini tergolong paling aman karena dijamin negara dan cocok untuk investor konservatif.

  • Obligasi Korporasi

Diterbitkan oleh perusahaan swasta atau BUMN untuk membiayai ekspansi bisnis. Imbal hasilnya biasanya lebih tinggi dibanding SBN, tapi risikonya juga lebih besar tergantung kondisi keuangan penerbit.

  • Obligasi Daerah dan Global Bond

Beberapa pemerintah daerah juga menerbitkan obligasi untuk proyek pembangunan daerah, sedangkan global bond dijual di pasar internasional dengan mata uang asing seperti USD. Jenis ini lebih kompleks dan cocok untuk investor berpengalaman.

Mengetahui jenis obligasi ini penting agar strategi investasimu bisa menyesuaikan antara tingkat risiko, tujuan investasi, dan jangka waktu yang kamu miliki.

 

2. Kupon atau Imbal Hasil

Kupon adalah bunga atau imbal hasil yang kamu terima secara berkala dari penerbit obligasi. Besarnya bisa tetap (fixed) atau mengambang (floating), tergantung jenis obligasinya.

  • Kupon tetap (fixed rate) cocok buat kamu yang ingin pendapatan stabil, karena nilai imbal hasilnya tidak berubah sampai jatuh tempo.

  • Kupon mengambang (floating rate) biasanya mengikuti suku bunga acuan seperti BI Rate atau acuan SBN lainnya, jadi potensi keuntungannya bisa meningkat seiring kenaikan suku bunga.

 

Dalam strategi investasi obligasi, memahami jenis kupon ini penting agar kamu bisa menyesuaikan ekspektasi keuntungan dan risiko terhadap perubahan suku bunga pasar.

3. Tenor atau Jangka Waktu

Setiap obligasi punya tenor atau masa jatuh tempo, mulai dari beberapa bulan hingga lebih dari 10 tahun.

  • Tenor pendek (1–3 tahun) cocok untuk investor yang ingin likuiditas tinggi dan risiko rendah.
  • Tenor menengah (3–7 tahun) pas untuk investor dengan tujuan jangka menengah, seperti biaya pendidikan atau dana darurat besar.
  • Tenor panjang (lebih dari 7 tahun) cocok bagi investor jangka panjang yang mengejar imbal hasil maksimal dan siap menahan fluktuasi harga di pasar sekunder.

 

Memilih tenor yang tepat adalah bagian dari strategi investasi obligasi yang krusial. Semakin panjang tenor, semakin tinggi pula potensi keuntungan, tapi kamu juga harus siap dengan risiko perubahan harga pasar.

 

Strategi Investasi Obligasi: Panduan Cerdas untuk Hasil Maksimal

strategi investasi obligasi

Setelah memahami dasar-dasar obligasi seperti jenis, kupon, dan tenor, kini saatnya membahas hal yang paling penting: strategi investasi obligasi. Dengan strategi yang tepat, kamu bisa menyeimbangkan antara imbal hasil, risiko, dan jangka waktu investasi agar portofoliomu tetap sehat dan cuan dalam jangka panjang.

Berikut beberapa strategi investasi yang bisa kamu terapkan, baik kamu investor pemula maupun yang sudah berpengalaman:

1. Strategi Buy and Hold: Cocok untuk Investor Konservatif

Buy and Hold adalah strategi paling klasik dalam investasi obligasi. Caranya sederhana, kamu membeli obligasi, kemudian menyimpannya sampai jatuh tempo untuk menikmati kupon berkala dan nilai pokok yang dikembalikan di akhir masa tenor.

Kelebihannya:

  • Kamu tidak perlu khawatir dengan fluktuasi harga obligasi di pasar sekunder, karena akan tetap menerima kupon rutin.
  • Risiko relatif rendah, terutama jika kamu berinvestasi di obligasi pemerintah (SBN atau Sukuk Ritel).
  • Cocok untuk tujuan jangka menengah dan panjang, seperti dana pensiun atau pendidikan anak.

 

Contohnya, jika kamu membeli ORI025 dengan tenor 3 tahun dan kupon tetap 6,25% per tahun, kamu akan menerima bunga setiap bulan tanpa terpengaruh perubahan suku bunga BI.

2. Strategi Trading Bond

Berbeda dengan Buy and Hold, strategi Trading Bond dilakukan dengan cara membeli dan menjual obligasi di pasar sekunder untuk mendapatkan capital gain (keuntungan dari selisih harga).

Biasanya strategi ini dilakukan saat:

  • Suku bunga diperkirakan turun → harga obligasi akan naik.
  • Ada peluang beli murah di pasar sekunder karena kondisi pasar sedang tertekan.

 

Namun, strategi ini butuh pemahaman pasar dan timing yang tepat. Investor perlu memantau tren suku bunga Bank Indonesia, inflasi, dan kondisi ekonomi global. Jika dikelola dengan baik, keuntungan dari capital gain bisa lebih besar dibandingkan kupon.

3. Strategi Laddering

Laddering adalah strategi membagi investasi ke beberapa obligasi dengan tenor yang berbeda-beda. Misalnya, sebagian dana kamu taruh di tenor 3 tahun, sebagian di 5 tahun, dan sebagian di 10 tahun.

Tujuannya agar kamu punya arus kas rutin dan fleksibilitas dalam menghadapi perubahan suku bunga.
Keuntungan lain dari strategi ini:

  • Mengurangi risiko reinvestasi karena kamu punya obligasi yang jatuh tempo secara bertahap.
  • Kamu bisa memanfaatkan peluang suku bunga baru saat salah satu obligasi jatuh tempo.

 

Contoh sederhana:

Jika kamu punya modal Rp100 juta, kamu bisa membaginya menjadi 3 bagian, Rp30 juta di tenor 3 tahun, Rp30 juta di 5 tahun, dan Rp40 juta di 10 tahun. Jadi, setiap beberapa tahun ada dana yang cair dan bisa diinvestasikan kembali sesuai kondisi pasar terbaru.

4. Strategi Barbell: Seimbang antara Risiko dan Imbal Hasil

Dalam strategi Barbell, kamu mengalokasikan dana pada dua sisi ekstrem tenor, yaitu obligasi jangka pendek dan jangka panjang, sambil menghindari tenor menengah.

Keuntungan dari strategi ini:

  • Obligasi jangka pendek memberikan fleksibilitas karena bisa cepat dicairkan.
  • Obligasi jangka panjang memberikan kupon lebih tinggi.
  • Hasilnya: kamu tetap dapat imbal hasil menarik tanpa kehilangan likuiditas.

 

Strategi ini ideal di kondisi pasar yang tidak pasti, misalnya ketika suku bunga BI cenderung fluktuatif. Kamu masih bisa memanfaatkan potensi imbal hasil tinggi dari tenor panjang sambil menjaga likuiditas dengan obligasi tenor pendek.

5. Strategi Bond Switching: Ganti Posisi Saat Ada Peluang Lebih Baik

Bond Switching dilakukan dengan menjual obligasi yang sedang dimiliki dan menggantinya dengan obligasi lain yang menawarkan potensi lebih baik, bisa dari sisi kupon, tenor, atau peringkat kredit penerbit.

Strategi ini cocok untuk investor yang aktif dan selalu memantau pasar. Misalnya:

  • Kamu menjual obligasi korporasi dengan rating BBB dan imbal hasil 7%, lalu membeli obligasi pemerintah baru dengan rating AAA dan kupon 6,5% karena risikonya lebih rendah.
  • Atau sebaliknya, jika kamu ingin mengejar return lebih tinggi, bisa beralih ke obligasi dengan kupon lebih besar selama masih dalam batas risiko yang wajar.

 

Namun, penting untuk memperhatikan biaya transaksi dan waktu pasar, agar keuntungan dari switching tidak tergerus oleh fee atau selisih harga beli-jual.

6. Strategi Reinvestasi Kupon: Maksimalkan Efek Compounding

Salah satu strategi yang sering diabaikan oleh investor pemula adalah reinvestasi kupon obligasi. Alih-alih membelanjakan kupon yang diterima tiap bulan atau kuartal, kamu bisa menginvestasikannya kembali ke instrumen serupa.

Dengan cara ini, kamu mendapatkan efek compounding di mana keuntungan dari kupon akan menghasilkan keuntungan baru.

Dalam jangka panjang, strategi ini bisa meningkatkan total return secara signifikan, terutama jika kamu berinvestasi di obligasi tenor panjang dengan kupon tetap.

 

Kriteria Penting dalam Memilih Obligasi

Untuk menerapkan strategi investasi obligasi yang efektif, pertimbangkan beberapa aspek berikut:

  1. Tujuan dan Profil Risiko
    Tentukan apakah investasi dilakukan untuk pendapatan tetap, diversifikasi, atau pertumbuhan modal jangka panjang.

  2. Kredibilitas Penerbit
    Pastikan penerbit memiliki peringkat kredit yang baik dari lembaga seperti Pefindo. Ini penting untuk meminimalkan risiko gagal bayar.

  3. Kupon dan Tenor
    Pilih kupon yang kompetitif dengan tenor sesuai rencana keuangan (5–15 tahun untuk jangka menengah-panjang).

  4. Likuiditas dan Platform Pembelian
    Pastikan obligasi bisa diperdagangkan di pasar sekunder, dan beli melalui platform resmi seperti e-SBN atau bank mitra pemerintah.

 

Risiko dan Kesalahan Umum dalam Investasi Obligasi

Meski tergolong aman, investasi obligasi tetap memiliki risiko yang perlu dipahami:

  • Risiko Suku Bunga
    Saat suku bunga naik, harga obligasi turun. Karena itu, investor jangka panjang harus siap menahan obligasi hingga jatuh tempo.

  • Risiko Likuiditas
    Tidak semua obligasi mudah dijual di pasar sekunder.

  • Risiko Gagal Bayar (Default)
    Terjadi bila penerbit tidak mampu membayar kupon atau pokok pinjaman.

 

Kesalahan umum yang sering dilakukan investor pemula antara lain terlalu fokus pada kupon tinggi tanpa melihat risiko kredit, atau memilih tenor yang tidak sesuai dengan rencana keuangan.

 

Tips Praktis untuk Investor Pemula dalam Strategi Investasi Obligasi

1. Pahami Profil Risiko dan Tujuan Investasi

Sebelum memilih strategi investasi obligasi, pastikan kamu tahu tujuan keuangan dan profil risiko kamu. Apakah kamu ingin pendapatan rutin dari kupon, atau ingin keuntungan dari selisih harga obligasi?

Investor konservatif biasanya cocok dengan strategi buy and hold pada obligasi pemerintah (SBN atau Sukuk Ritel) karena risikonya rendah. Sementara itu, investor yang lebih agresif bisa mencoba trading bond untuk mengejar capital gain.

Dengan memahami tujuan dan profil risiko sejak awal, kamu bisa menentukan strategi yang paling sesuai dan menghindari keputusan emosional saat pasar berfluktuasi.

2. Pilih Jenis Obligasi yang Tepat

Setiap jenis obligasi punya karakteristik berbeda, baik dari sisi imbal hasil, tenor, maupun tingkat risiko.

  • Obligasi pemerintah seperti ORI atau SBR cocok untuk pemula karena dijamin negara dan memiliki tingkat risiko rendah.
  • Obligasi korporasi menawarkan kupon lebih tinggi, tapi risikonya juga lebih besar karena bergantung pada kondisi keuangan perusahaan penerbit.
  • Untuk diversifikasi, kamu juga bisa mencoba reksa dana pendapatan tetap yang berisi portofolio obligasi dari berbagai penerbit.

 

Menentukan jenis obligasi yang sesuai dengan strategi investasi obligasi kamu akan membantu menjaga keseimbangan antara imbal hasil dan keamanan modal.

3. Perhatikan Waktu Pembelian dan Kondisi Suku Bunga

Waktu pembelian sangat berpengaruh pada hasil investasi. Umumnya, harga obligasi naik ketika suku bunga turun, dan sebaliknya. Jadi, strategi cerdas adalah membeli obligasi saat suku bunga tinggi, agar kamu bisa mendapatkan kupon besar yang akan tetap berlaku hingga jatuh tempo.

Pantau indikator ekonomi seperti BI Rate, inflasi, dan imbal hasil (yield) SBN di pasar sekunder. Dengan begitu, kamu bisa menentukan kapan waktu terbaik untuk masuk atau melakukan bond switching bila diperlukan.

4. Diversifikasi Portofolio dengan Strategi Laddering

Jangan menaruh seluruh dana pada satu obligasi. Terapkan strategi laddering, yaitu menyebar investasi ke obligasi dengan tenor berbeda, pendek, menengah, dan panjang.

Manfaatnya besar:

  • Kamu punya fleksibilitas saat salah satu obligasi jatuh tempo.
  • Risiko reinvestasi bisa dikurangi.
  • Arus kas tetap stabil setiap tahun.

 

Misalnya, alokasikan dana ke ORI025 (3 tahun), SBR013 (5 tahun), dan Sukuk Ritel SR020 (10 tahun). Dengan begitu, kamu bisa menyeimbangkan likuiditas dan potensi keuntungan.

5. Gunakan Platform Investasi Resmi dan Terpercaya

Bagi investor pemula, penting banget untuk membeli obligasi melalui platform resmi seperti e-SBN Kemenkeu, bank mitra distribusi, atau aplikasi investasi berizin OJK. Hindari penawaran yang tidak jelas atau tidak memiliki izin.

Selain lebih aman, platform resmi juga menyediakan panduan lengkap, jadwal penerbitan, dan simulasi imbal hasil, sehingga kamu bisa memahami potensi keuntungan dari setiap obligasi yang kamu pilih.

____

Menerapkan strategi investasi obligasi yang tepat dapat membantu investor membangun portofolio yang stabil dan menguntungkan dalam jangka menengah maupun panjang.

Kuncinya terletak pada pemahaman jenis obligasi, manajemen risiko, dan disiplin dalam menjalankan strategi seperti buy and hold, laddering, atau diversifikasi portofolio.

Bagi investor pemula, memulai dari produk obligasi ritel pemerintah (ORI/SBR) bisa menjadi langkah aman sebelum memperluas portofolio ke obligasi korporasi atau instrumen global.

 

Saatnya Diversifikasi Investasi dengan Properti yang Menguntungkan!

Kamu sudah punya portofolio di obligasi? Langkah bagus! Tapi, jangan berhenti di situ. Saatnya diversifikasi investasi kamu ke instrumen yang lebih stabil dan berpotensi naik terus nilainya, yaitu investasi properti.

Nilai properti cenderung naik dari tahun ke tahun, memberikan keuntungan ganda: capital gain jangka panjang dan potensi pendapatan pasif dari sewa. Nah, kalau kamu ingin investasi properti tanpa ribet, CariProperti siap bantu kamu mewujudkannya!

Yuk, temukan rumah impian dan properti terbaik di CariProperti dengan berbagai keunggulan yang bikin investasi makin mudah dan aman:

🏡 Dedicated Agent Profesional – setiap investor dapat pendamping pribadi untuk bantu proses pembelian dari awal hingga selesai.

💸 Promo DP 0% – mulai investasi tanpa perlu keluar uang muka besar!

KPR Instant Approval – proses cepat, praktis, dan disetujui hanya dalam hitungan hari.

💰 Jaminan Harga Terbaik – dapatkan harga paling kompetitif untuk setiap unit.

🏠 Ribuan Rumah Baru Berkualitas – pilih dari berbagai proyek terbaik di lokasi strategis seluruh Indonesia.

Jangan tunggu sampai harga naik lagi! Saatnya jadikan properti sebagai bagian dari strategi investasi cerdas kamu. Yuk, mulai investasi properti sekarang di CariProperti dan wujudkan portofolio yang seimbang antara obligasi dan properti!

Rakay adalah seorang SEO Writer di CariProperti. Ia sudah berpengalaman selama lebih dari 2 tahun dalam bidang penulisan, khususnya di bidang properti. Mengkhususkan diri, tetapi tidak terbatas, pada topik desain arsitektur, interior, dan gaya hidup urban di rumah, Ia percaya bahwa konten yang berkualitas dapat memberikan dampak positif yang besar bagi pembaca dalam mengambil keputusan. Kenali Rakay Diso lebih dekat di LinkedIn.

Artikel Lainnya

29 August 2025

Bolehkah Menjual Rumah yang Sedang Disewakan? Cek Dasar Hukumnya di Sini!

Banyak pemilik properti yang dihadapkan pada situasi ingin menjual rumah yang sedang disewakan, baik karena kebutuhan finansial, alasan pindah kota, maupun strategi investasi baru. Namun, kondisi ini sering menimbulkan pertanyaan, apakah penjualan ru...

11 September 2025

Hore! PPN DTP 100% Diperpanjang hingga Desember 2025!

Membeli rumah bukan sekadar soal kebutuhan, tetapi juga impian besar bagi banyak orang Indonesia, terutama generasi milenial dan keluarga muda. Namun, beban biaya tambahan seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sering kali menjadi penghalang terbesar....

29 December 2024

7 Saham Properti Terbaik di Indonesia untuk Masa Tua Lebih Tenang

CariProperti - Selama ini kita selalu diajarkan untuk membeli emas atau rumah sebagai investasi jangka panjang. Memang betul rumah dan emas cocok untuk dijadikan investasi jangka panjang, tetapi harganya terbilang sangat mahal. Maka dari itu, ada alt...

23 May 2025

Simulasi KPR BTN 2025, Bunga & Syarat Lengkapnya

Beberapa waktu lalu, saya sempat ngobrol santai dengan kenalan lama yang baru mulai proses beli rumah pertamanya. Katanya, dia sempat mikir keras karena harga rumah sekarang bikin dompet meringis. Tapi pas dia tahu soal KPR BTN, matanya langsung berb...

20 September 2025

4 Masalah Keuangan Pasangan Muda: Penyebab, Dampak, dan Solusi Praktis

Setiap pasangan muda yang baru menikah tentu memiliki harapan besar untuk membangun kehidupan rumah tangga yang harmonis. Namun, perjalanan tersebut tidak lepas dari berbagai tantangan, salah satunya adalah urusan finansial. Menurut survei American P...