
CariProperti – Bulan lalu, salah seorang klien CairProperti menghubungi agen kami dengan nada panik. Sudah dua tahun ia mencicil rumah melalui KPR dengan bunga fixed. Tapi bulan lalu, tiba-tiba cicilannya naik Rp700 ribu per bulan. Setelah dicek, ternyata masa promosi fixed sudah berakhir, dan bunganya kini berubah menjadi floating.
“Padahal dari awal saya pikir cicilan akan tetap. Sekarang jadi berat banget,” keluhnya.
Untungnya, setelah berkonsultasi dengan tim CariProperti, Bayu mendapatkan strategi dan tips agar tetap bisa mengatur keuangan tanpa khawatir cicilan makin mencekik.
Kalau kamu juga sedang mencicil rumah dan menggunakan skema bunga floating, yuk simak tips menghadapi kenaikan suku bunga KPR biar bayar cicilan gak jadi huru-hara!
Table of Contents
Apa Itu Skema Bunga Floating?
Skema bunga floating adalah sistem suku bunga KPR yang mengikuti pergerakan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate). Biasanya, bank akan menawarkan bunga tetap (fixed) selama 1–3 tahun pertama, lalu setelah itu cicilan mengikuti suku bunga pasar.
Meski terlihat ringan di awal, skema ini bisa jadi jebakan jika kamu tidak siap dengan fluktuasi pasar. Naiknya BI Rate = naik juga cicilan rumah kamu.
Misalnya:
- Saat bunga fixed 5% → cicilan Rp4,2 juta/bulan
- Setelah floating 9% → cicilan bisa naik jadi Rp5 juta lebih
Tips Menghadapi Kenaikan Suku Bunga KPR Paling Efektif
1. Hitung Ulang Kemampuan Finansial dengan Realistis
Ketika bunga KPR naik, langkah pertama yang harus kamu lakukan bukan panik, tapi melakukan evaluasi ulang kondisi keuanganmu secara menyeluruh. Duduklah sebentar, ambil laptop atau kertas, dan catat seluruh pemasukan serta pengeluaran rutinmu.
Prioritaskan kebutuhan pokok seperti makan, transportasi, listrik, dan cicilan. Setelah itu, lihat apakah masih ada ruang untuk kenaikan cicilan. Jika tidak, kamu harus siap mengurangi pos pengeluaran yang sifatnya konsumtif seperti langganan hiburan, jajan kopi setiap hari, atau belanja impulsif.
2. Sisihkan Dana Tambahan Sebagai Cadangan Kenaikan Bunga
Salah satu tips menghadapi kenaikan suku bunga KPR yang paling bijak adalah menyisihkan dana tambahan setiap bulan sebagai cadangan khusus untuk kenaikan cicilan.
Para ahli menyarankan untuk menyisihkan minimal 1% dari pokok pinjaman per tahun. Misalnya, jika pinjaman KPR kamu adalah Rp500 juta, kamu sebaiknya menyisihkan sekitar Rp5 juta per tahun atau sekitar Rp400 ribu per bulan. Dana ini bisa disimpan di rekening terpisah atau dalam bentuk tabungan darurat.
Jadi, saat cicilan naik karena bunga floating, kamu sudah punya amunisi finansial tanpa perlu mengorbankan kebutuhan lain.
Baca juga: Suku Bunga KPR BCA 2025: Skema Terbaru & Simulasinya
3. Manfaatkan Bonus, THR, dan Uang Lembur secara Bijak
Sebagai pekerja kantoran, kamu mungkin menerima bonus akhir tahun, THR, atau uang lembur. Banyak orang tergoda menghabiskannya untuk liburan, gadget baru, atau belanja besar-besaran.
Padahal, saat suku bunga KPR sedang naik, dana-dana tidak rutin ini sebaiknya dialokasikan untuk memperkuat cadangan keuangan atau membayar cicilan pokok lebih awal. Misalnya, kamu bisa menggunakan THR untuk menyisihkan 2–3 bulan cicilan ke depan. Ini memberi kamu ruang napas finansial ketika cicilan mulai terasa berat karena bunga floating.
4. Cari Sumber Penghasilan Tambahan yang Konsisten
Mencari sumber penghasilan tambahan yang konsisten adalah salah satu cara menghadapi kenaikan suku bunga KPR yang bisa kamu lakukan. Tidak perlu langsung berpikir jadi wirausahawan besar. Cukup mulai dari pekerjaan sampingan yang sesuai skill kamu: freelance desain, menulis, menjual makanan, atau bahkan jadi reseller online.
Targetkan tambahan penghasilan minimal 10–20% dari total cicilan rumah, supaya kamu punya buffer setiap bulan. Semakin cepat kamu mulai, semakin kuat pertahanan keuanganmu saat suku bunga melonjak.
5. Pertimbangkan Take Over KPR ke Bank Lain
Jika setelah dihitung-hitung bunga floating bank kamu terlalu tinggi dan memberatkan, jangan ragu untuk mempertimbangkan take over ke bank lain yang menawarkan suku bunga lebih rendah atau masa fixed rate yang lebih panjang.
Take over KPR artinya kamu memindahkan pinjaman dari satu bank ke bank lain. Proses ini memang memerlukan biaya appraisal, notaris, dan kadang penalti, tetapi jika dihitung dalam jangka panjang, kamu bisa menghemat puluhan juta rupiah.
6. Negosiasikan Perpanjangan Tenor ke Bank
Jika take over belum memungkinkan, kamu bisa mencoba bernegosiasi dengan bank untuk memperpanjang tenor pinjaman. Dengan memperpanjang masa cicilan, beban bulanan kamu bisa jadi lebih ringan. Tips ini terbukti ampuh untuk menghadapi kenaikan suku bunga KPR akibat skema floating.
Misalnya, dari tenor 10 tahun menjadi 15 tahun, cicilan bisa turun ratusan ribu. Memang, total bunga yang kamu bayarkan akan lebih besar, tetapi ini bisa jadi solusi jangka pendek agar cash flow tetap sehat.
7. Ajukan Restrukturisasi Kredit Jika Terdesak
Tips menghadapi kenaikan suku bunga KPR yang terakhir adalah mengajukan restrukturisasi KPR. Ada beberapa jenis restrukturisasi yang bisa kamu minta ke bank, seperti penundaan pembayaran pokok, penyesuaian bunga, perpanjangan tenor, hingga skema baru pembayaran.
Bank umumnya lebih terbuka jika kamu proaktif, karena mereka juga ingin menghindari kredit macet. Siapkan dokumen keuangan, bukti penurunan pendapatan (jika ada), dan ajukan permohonan secara resmi.
Baca juga: Cara Menghitung Bunga KPR Berdasarkan Jenisnya: Panduan Lengkap untuk Pemula
Kesimpulan: Kendalikan Keuanganmu, Bukan Bunga KPR-nya
Kenaikan suku bunga KPR, khususnya pada skema bunga floating, memang bukan sesuatu yang bisa kamu kendalikan. Namun, cara kamu meresponsnya sepenuhnya ada di tanganmu.
Sebagai pekerja kantoran, penghasilanmu mungkin tetap setiap bulan, tapi cicilan rumah bisa berubah sewaktu-waktu. Di sinilah pentingnya kesadaran finansial dan kesiapan menghadapi risiko bunga naik. Mulai dari menghitung ulang anggaran, menyiapkan dana cadangan, mencari penghasilan tambahan, hingga mempertimbangkan opsi take over ke bank lain, semua bisa kamu lakukan untuk menjaga agar cicilan tetap terkendali.
Yang paling penting, jangan pasif dan jangan tunggu sampai kesulitan datang. Banyak nasabah KPR yang menyesal karena terlalu percaya diri di awal, lalu panik ketika bunga melonjak. Padahal, jika dipersiapkan sejak awal, skema bunga floating tetap bisa jadi pilihan yang masuk akal, asal diikuti dengan perencanaan dan disiplin yang kuat.
Beli Rumah Gak Perlu Bingung, Serahkan ke Ahlinya
Seperti Bayu, kamu juga bisa punya pengalaman beli rumah yang lebih tenang, aman, dan terbantu. Di CariProperti, kami gak cuma bantu cari rumah terbaik, tapi juga siap mendampingi kamu dari awal pencarian hingga urusan KPR beres.
Tim agen profesional kami akan bantu:
- Rekomendasikan rumah sesuai budget & kebutuhan
- Bandingkan program KPR dari berbagai bank
- Bantu urus dokumen dan proses pengajuan KPR
- Beri tips menghadapi skema bunga floating dan cicilan naik
Semua layanan ini GRATIS dan transparan, karena kami tahu beli rumah bukan keputusan kecil.
👉 Yuk, mulai cari rumah impianmu sekarang di CariProperti.com
Temukan rumah terbaik, cicilan yang masuk akal, dan agen terpercaya yang selalu siap bantu kamu; dari awal sampai akad!
Bebas repot. Bebas riba. Bareng CariProperti. 🏡

Author
Rakay Diso
Rakay adalah seorang SEO Writer di CariProperti. Ia sudah berpengalaman selama lebih dari 2 tahun dalam bidang penulisan, khususnya di bidang properti. Mengkhususkan diri, tetapi tidak terbatas, pada topik desain arsitektur, interior, dan gaya hidup urban di rumah, Ia percaya bahwa konten yang berkualitas dapat memberikan dampak positif yang besar bagi pembaca dalam mengambil keputusan. Kenali Rakay Diso lebih dekat di LinkedIn.